1.24.2012

“SANG PEJUANG”


SANG PEJUANG, julukan yang kami berikan kepada Alm. Ardiyana Padjadja.
Sosok yang sangat  kami kagumi.

Tak pernah terlintas sedikit pun dibenak, jika kami akan bertemu dan kemudian bersahabat dengan SANG PEJUANG.

± 3 tahun silam, perkenalan itu dimulai dengan senyuman lebar dan gengaman tangan yg erat.
± 3 tahun, waktu yang Tuhan berikan kepada kami untuk belajar dari SANG PEJUANG.
± 3 tahun menjadi tanda perpisahan kami dengan SANG PEJUANG.

Masih teringat dengan jelas, saat dimana kami tertawa terbahak-bahak melihat tingkah lucu dari SANG PEJUANG, entah dengan menelpon menggunakan remote TV, bingung mencari pulpen yang ada disakunya sendiri, dll.

Masih teringat dengan jelas, saat dimana kami saling bercanda, saat dimana kami saling berkeluh kesah ketika begitu banyak tugas yang diberikan oleh para dosen.

Masih teringat dengan jelas, saat dimana kami menangis bersama ketika kami, Teologi 2008 UKSW hendak berpisah selama 4 bulan untuk melaksanakan PPL VI.

Masih teringat dengan jelas, senyuman dan tawa dari SANG PEJUANG.

SANG PEJUANG sosok yang menemani kami baik suka maupun duka.
Berbagi pengalaman bersama SANG PEJUANG sangat menyenangkan. Situasi yang akan selalu kami rindukan.

Saat semua orang berpandangan sinis, berbicara negatif,  ingin menjatuhkan kami dengan segala cara, SANG PEJUANG berdiri dan mendukung. Dukungan dengan kritikan yang membangun.

SANG PEJUANG selalu memotivasi diri untuk maju, tak kenal menyerah dengan keadaan, mengandalkan Tuhan dan selalu bersyukur dengan apa yang dimiliki.

Pernahkah SANG PEJUANG mengeluh?
Pernah dan ini manusiawi.
Mengeluh ketika menyadari keterbatasannya dalam hal mengingat sesuatu.
Mengeluh saat mendapat nilai yang buruk.
Mengeluh, menangis ketika mengetahui yang ia hadapi adalah KANKER.
Mengeluh karena target skripsi yang ingin dicapai harus terhambat.


Namun,
SANG PEJUANG tidak terbelenggu dalam gerbang pengeluhan.
SANG PEJUANG bangkit.
SANG PEJUANG tak kenal menyerah,
SANG PEJUANG tetap menjalani hidup dengan penuh semangat dan senyuman.

Kelembutan,
Kesederhanaan,
Kedewasaan,
Yang dimiliki, menjadikan SANG PEJUANG sebagai Mama, Teladan bagi Teologi 2008.

Kehilangan SANG PEJUANG merupakan kehilangan terbesar bagi kami.
Kehilangan yang tak pernah disangka-sangka.
Kehilangan yang sangat memilukan hati.
Bahkan airmata ini pun tak cukup mengekspresikan kesedihan ini.

Yah…. Tugas SANG PEJUANG telah selesai.
SANG PEJUANG telah pergi.
Pergi dengan meninggalkan kenangan terindah.
SANG PEJUANG adalah teladan hidup.

Terima kasih untuk waktu ± 3 tahun ini.
Terima kasih SANG PEJUANG
You’ll always in our heart.

Selamat jalan Kakak, Sahabat, Mama Ardiyana Padjadja, SANG PEJUANG.

No comments:

Post a Comment