SANG PEJUANG, julukan yang kami
berikan kepada Alm. Ardiyana Padjadja.
Sosok yang sangat kami kagumi.
Tak pernah terlintas sedikit pun
dibenak, jika kami akan bertemu dan kemudian bersahabat dengan SANG PEJUANG.
± 3 tahun silam, perkenalan itu
dimulai dengan senyuman lebar dan gengaman tangan yg erat.
± 3 tahun, waktu yang Tuhan berikan kepada
kami untuk belajar dari SANG PEJUANG.
± 3 tahun menjadi tanda perpisahan
kami dengan SANG PEJUANG.
Masih teringat dengan jelas, saat
dimana kami tertawa terbahak-bahak melihat tingkah lucu dari SANG PEJUANG,
entah dengan menelpon menggunakan remote TV, bingung mencari pulpen yang ada
disakunya sendiri, dll.
Masih teringat dengan jelas, saat
dimana kami saling bercanda, saat dimana kami saling berkeluh kesah ketika
begitu banyak tugas yang diberikan oleh para dosen.
Masih teringat dengan jelas, saat dimana
kami menangis bersama ketika kami, Teologi 2008 UKSW hendak berpisah selama 4
bulan untuk melaksanakan PPL VI.
Masih teringat dengan jelas, senyuman
dan tawa dari SANG PEJUANG.
SANG PEJUANG sosok yang menemani kami
baik suka maupun duka.
Berbagi pengalaman bersama SANG
PEJUANG sangat menyenangkan. Situasi yang akan selalu kami rindukan.
Saat semua orang berpandangan sinis,
berbicara negatif, ingin menjatuhkan
kami dengan segala cara, SANG PEJUANG berdiri dan mendukung. Dukungan dengan
kritikan yang membangun.
SANG PEJUANG selalu memotivasi diri
untuk maju, tak kenal menyerah dengan keadaan, mengandalkan Tuhan dan selalu
bersyukur dengan apa yang dimiliki.
Pernahkah SANG PEJUANG mengeluh?
Pernah dan ini manusiawi.
Mengeluh ketika menyadari
keterbatasannya dalam hal mengingat sesuatu.
Mengeluh saat mendapat nilai yang
buruk.
Mengeluh, menangis ketika mengetahui
yang ia hadapi adalah KANKER.
Mengeluh karena target skripsi yang
ingin dicapai harus terhambat.
Namun,
SANG PEJUANG tidak terbelenggu dalam
gerbang pengeluhan.
SANG PEJUANG bangkit.
SANG PEJUANG tak kenal menyerah,
SANG PEJUANG tetap menjalani hidup
dengan penuh semangat dan senyuman.
Kelembutan,
Kesederhanaan,
Kedewasaan,
Yang dimiliki, menjadikan SANG PEJUANG
sebagai Mama, Teladan bagi Teologi 2008.
Kehilangan SANG PEJUANG merupakan
kehilangan terbesar bagi kami.
Kehilangan yang tak pernah
disangka-sangka.
Kehilangan yang sangat memilukan hati.
Bahkan airmata ini pun tak cukup
mengekspresikan kesedihan ini.
Yah…. Tugas SANG PEJUANG telah
selesai.
SANG PEJUANG telah pergi.
Pergi dengan meninggalkan kenangan
terindah.
SANG PEJUANG adalah teladan hidup.
Terima kasih untuk waktu ± 3 tahun
ini.
Terima kasih SANG PEJUANG
You’ll always in our heart.
Selamat jalan Kakak, Sahabat, Mama
Ardiyana Padjadja, SANG PEJUANG.
No comments:
Post a Comment